Senin, 14 Maret 2016

Kebiasaan 5: Berusahalah untuk mengerti orang lain dahulu, baru kemudian dimengerti

kita memiliki dua telinga dan satu mulut agar lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Keterampilan mendengarkan atau “listening” menjadi penting buat semua orang, terutama jika Anda seorang pemimpin. Mendengarkan yang sesungguhnya adalah kita menaruh perhatian atas apa yang disampaikan orang lain, berusaha memahaminya, dan berusaha melihat dari sudut pandangnya. Dengan demikian kita menjadi paham mengapa orang tersebut cenderung melakukan sesuatu dengan cara tertentu, atau mengapa dia lebih memilih melakukan sesuatu dan meninggalkan yang lainnya.
Kebiasaan kelima mengajarkan kepada kita untuk mendiagnosa permasalahan dengan baik sebelum memberi tindakan. Mirip seperti seorang dokter yang memeriksa pasiennya. Dia akan menanyakan keluhan apa saja yang dialami sang pasien, sejak kapan sakit tersebut dirasakan, obat apa yang sudah pernah diminum sebelumnya, dan seterusnya. Setelah sang dokter memahami dengan baik dan mendengarkan sungguh-sungguh seluruh informasi yang diperlukan, barulah dia mengeluarkan resep atau mengambil tindakan sesuai pengetahuan dan pengalaman medis yang dimiliki.
Kita sering berhadapan dengan kejadian dimana kita merasa orang lain tidak bisa dimengerti. Kita heran mengapa mereka melakukan sesuatu seperti itu. Padahal yang sebenarnya terjadi seringkali adalah kita tidak memahami tingkah laku mereka karena kita memang tidak mau mendengarkan dan memahami.

Kebiasaan 7: Asahlah Gergaji

Kebiasaan tujuh adalah kebiasaan pribadi, kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan aset terbesar yang kita miliki, yaitu diri kita sendiri. Kebiasaan ini memperbaharui keempat dimensi alamiah kita yaitu fisik, spiritual, mental, dan sosial/emosional.
“Asahlah gergaji” pada dasarnya mengekspresikan keempat motifasi. Hal ini berarti menjalankan keempat dimensi sifat kita secara teratur dan konsisten dengan cara-cara yang bijaksana dan seimbang.

Minggu, 13 Maret 2016

Kebiasaan 6: Sinergi

Intinya sinergi tercpai kalau ada dua orang atau lebih bekrjasama untuk menciptakan solusi yang lebih baik ketimbang kalau sendirian. Bukannya jalanmu atau jalan saya, melainkan jalan yang lebih baik, jalan yang lebih tinggi.
Sinergi adalah upah, buah lezat yang akan kamu nikmati setelah kamu lebih mahir dengan kebiasaan lainnya, terutama dengan kebiasaan menang/menang dan berusaha untuk mengerti terlebih dahulu. Belajar mewujudkan sinergi adalah seperti belajar membentuk farmasi V dengan orang lai ketimbang berusaha menempuh perjalanan hidup sendirian. Kamu akan lebih takjub betapa lebih cepat dan lebih jauh kamu bisa terbang!.
SINERGI ADALAH
SINERGI BUKANLAH
Memanfaatkan perbedaan
Mentolelir perbedaan
Kerjasama
Bekerja masing-masing
Keterbukaan fikiran
Berfikir kamu selalu benar
Menemukan cara-cara baru yang lebih baik
Kompromi dengan yang sudah ada

Kebiasaan 4; Berpikir Menang-menang

Berpikir Menang-Menang adalah sikap terhadap kehidupan suatu cara berpikir yang mengatakan bahwa saya bisa menang, kamu pun bisa menang. Bukan saya atau kami, tapi sama-sama. Dasar pemikirannya adalah keyakinan bahwa kita semua sama, tidak ada yang lebih rendah dan unggul dari yang lain.
  1. Berpikir Menang/Kalah
Berpikir Menang/Kalah yaitu sikap terhadap kehidupan yang mengatakan bahwa jue sukses itu sudah tetap besarnya, dan kalau kamu mendapatkan potongan besar, sisanya tinggal sedikit untuk saya. Karena itu saya akan memastikan mendapat potongan besar itu lebih dulu. Menang/Kalah cenderung kompetitif. Dia tidak peduli seberapa baiknya dia, asalkan dia lebih tinggi dari orang lain. Ciri-ciri Menang/Kalah ini antara lain :
  • Menggunakan orang lain, baik secara emosional maupun secara fisik demi tujuan sendiri yang egois.
  • Berusaha maju atas pengorbanan orang lain.
  • Menyebarkan kabar burung tentang orang lain.
  • Selalu memaksakan kehendak tanpa memikirkan orang lain.
Pada akhirnya, biarpun kamu menang, kamu akan sendirian tanpa teman.
  1. Kalah/Menang
Kalah/Menang seperti keset kaki, membiarkan orang lain menginjak-injak dirinya, dengan dalih menjadi pembawa damai. Mengalah terhadap tekanan sesama, seperti apabila kelompokmu membolos dan kamu mengalah untuk ikut meskipun kamu tidak mau, menunjukkan kamu Kalah/Menang, kamu kalah dan mereka menang. Apabila ini terus berlanjut, maka kamu akan selalu diinjak-injak orang.
Memang sekali-sekali kalah tidak masalah, asalkan itu untuk hal-hal kecil. Akan tetapi jangan sampai kamu terperangkap dalam hubungan yang melecehkan, sehingga kamu selalu saja terpaksa menuruti kemauan orang. Pastikan kamu memegang kendali dalam hal-hal penting.
  1. Kalah/Kalah
Kalah/Kalah mengatakan bahwa “Apabila aku harus jatuh, kamu juga harus jatuh”. Toh, orang sengsara senang ditemani. Dendam adalah contoh yang nyata. Apabila kamu membalas dendammu, kamu mungkin berpikir menang, padahal sebetulnya kamu menyakiti dirimu sendiri.
Kalah/Kalah juga bisa terjadi apabila seseorang terobsesi dengan orang lain secara negatif, contohnya sepasang kekasih. Apabila mereka sudah terikat dalam hubungan emosional dan saling tergantung, biasanya menjadi posesif dan cemburuan. Akhirnya ketergantungan ini menimbulkan yang terburuk, mereka sering bertengkar, berdebat, “saling membalas” sehingga menimbulkan sikap Kalah/Kalah.
  1. Menang-Menang
Menang/Menang adalah keyakinan bahwa semua orang bisa menang. Kamu memedulikan orang lain sebanyak kamu memedulikan dirimu sendiri. Contoh-contoh sikap Menang/Menang antara lain :
  • Kamu dipromosikan menduduki jabatan baru, kemudian kamu bagi pujian dan pengakuannya kepada semua orang yang membantumu dipromosikan.
  • Kamu ingin makan keluar, temanmu ingin nonton. Akhirnya kamu sama-sama memutuskan akan menyewa film dan membeli makan untuk dimakan di rumah.
  • Sahabat terbaikmu diterima di kampus pilihanmu, sedangkan kamu tidak. Walaupun sedih, kamu ikut bersuka cita atas keberhasilan temanmu itu.
Agar dapat berpikir Menang/Menang, pertama kamu harus memenangkan kemenangan pribadimu (Kebiasaan 1, 2, dan 3). Dengan menenangkan diri, maka kamu dapat berpikir lebih jernih terhadap diri sendiri. Kedua, hindari kecenderungan bersaing dan membanding-bandingkan. Persiangan memang diperlukan semua orang. Akan tetapi persaingan memiliki dua sisi. Persaingan akan sehat apabila kamu menantang diri kamu sendiri agar dapat mencapai sesuatu dengan mengerahkan kemampuan terbaikmu. Akan tetapi persaingan akan menjadi buruk apabila kamu mementingkan kemenangan lebih dari apapun sehingga menghalalkan cara yang salah. Selanjutnya, kecenderungan membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain adalah hal lain yang harus dihindari. Kenapa kita harus membangding-bandingkan diri dengan orang lain? Kita semua berada pada jadwal perkembangan yang berbeda-beda, secara sosial, fisik dan mental. Hidup kita ini unik, dan masing-masing dari kita dilengkapi dengan hambatan-hambatan tersendiri. Jadi lebih baik menjadi diri kita sendiri dan berhenti membanding-bandingkan diri.
 Terkadang seberapa keraspun mencoba, mencari solusi Menang/Menang. Atau pihak lain yang condong pada Menang/Kalah. Dalam hal ini, jangan ikut-ikutan bersikap Menang/Kalah atau bahkan Kalah/Menang. Lebih baik Menang/Menang atau Tidak Sama Sekali.
Mengembangkan sikap Menang/Menang memang tidak mudah. Kamu harus mencobanya sedikit demi sedikit. Kalau kamu baru bisa berpikir hanya 10% dari waktumu sekarang, mulailah meningkatkannya menjadi 20%, kemudian 30%, dan seterusnya. Akhirnya itu akan menjadi kebiasaan tanpa kamu perlu memikirkannya. Dan mungkin keuntungan yang paling mengejutkan dari berpikir Menang/Menang ini adalah perasaan senang yang ditimbulkannya ketika kita bisa menyenangkan orang lain dan kita sendiri mendapatkan keuntungan.

Kebiasaan 3: Dahulukan yang Utama

Dahulukan yang Utama adalah soal belajar menentukan prioritas dan mengatur waktumu sehingga yang penting didahulukan, buka ditunda. Tapi kebiasaan ini lebih dari sekedar mengatur waktu, melainkan juga soal belajar mengatasi ketakutan dan bertahan di saat yang sulit.
 Kita punya sederet sasaran serta niat baik, tetapi untuk melaksanakan dan mendahulukannya sangat sulit. Karena itu  kebiasaan 3 memerlukan daya kemauan(kekuatan untuk mengatakan ya kepada hal-hal yang paling penting bagimu) dan daya menolak (kekuatan untuk mengatakan tidak kepada hal-hal yang kurang penting dan terhadap tekanan sesama).
 Ketika mengepak koper, kita akan menemukan bahwa masih banyak yang bisa kita masukkan asal ditata dengan rapi ketimbang dimasukan dengan sembarangan. Begitu pula dengan hidup, ketika ditata dengan baik, kita akan menemukan bahwa akan lebih banyak waktu untuk keluarga, teman, dan lain-lain. Berikut adalah suatu model Kuadran Waktu yang diciptakan Sean Covey :
 Penting – hal-hal yang paling penting bagimu, kegiatan-kegiatan utama bagimu, yang berkontribusi terhadap tercapainya misi serta sasaranmu.
Mendesak – hal-hal yang menekan, yang menuntut perhatian segera.

Sabtu, 12 Maret 2016

Kebiasaan 2: Mulai Dengan Akhir Dalam Pikiran

Mulai dengan akhir dalam pikiran berarti membentuk gambaran yang jelas tentang tujuan hidup kita, menentukan apa nilai-nilai hidup kita, dan menentukan sasaran-sasaran yang ingin kita capai. Berarti berpikir tentang hari esok dan menentukan arah hidup agar setiap langkah yang kita ambil senantiasa berada pada rel atau jalur yang benar.

Mengapa memiliki akhir  dalam  pikiran  itu  penting? Sedikitnya ada dua alasan.

Pertama,  remaja  seusia  kita  lazim  menghadapi  sejumlah  persimpangan jalan   yang menentukan kehidupan kita selanjutnya. Arah atau jurusan yang kita pilih sekarang dapat mempengaruhi diri kita selamanya.

Kedua, kita sendirilah yang harus menentukan masa depan kita. Jika kita tidak menentukan sendiri masa depan kita, maka orang lain akan melakukannya bagi kita, sehingga kita ibarat membebek saja pada orang lain.

Bagaimana  cara Mulai dengan akhir  dalam pikiran? Cara terbaik adalah dengan menuliskan  RUMUSAN MISI PRIBADI. Itu adalah sejenis motto atau semboyan pribadi yang secara padat melukiskan seperti apa kehidupan kita. Itu adalah cetak biru (blue  print) kehidupan kita. Itu  ibarat konstitusi atau undang-undang dasar sebuah negara, atau ibarat rumusan misi suatu perusahaan atau organisasi. Apa manfaat rumusan misi pribadi bagi kita? Setidaknya ada dua.

Kebiasaan 1: Jadilah Proaktif

Akulah sumber pendorong diriku sendiri'

Manusia bisa bahagia, bisa tidak adalah tergantung pilihannya sendiri. Di dunia ini ada 2 tipe orang, yang proaktif dan yang reaktif. Mereka yang bertanggung jawab atas hidupnya, dan mereka yang biasanya menyalahkan ; mereka yang menjadikan segalanya terlaksana, dan mereka yang menjadi korban.
Kebiasaan 1 bilang, "Akulah sumber pendorong diriku sendiri. Akulah kapten hidupku. Aku bisa memilih sikap. Akulah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan ataupun ketidak-bahagiaanku sendiri. Akulah yang duduk di kursi pengemudi menuju takdirku, bukannya penumpang". Bersikap proaktif adalah langkah pertama menuju tercapainya kemenangan pribadi.
Orang-orang reaktif membuat pilihan-pilihannya menurut dorongan hati. Mereka seperti sekaleng soda, kalau kehidupan mengocoknya sedikit saja, tekanannya menumpuk dan tiba-tiba mereka meledak.
Orang-orang proaktif membuat pilihan-pilihannya menurut nilai-nilai. Mereka berpikir sebelum bereaksi. Mereka sadar bahwa mereka tidak bisa mengendalikan segala yang terjadi kepada mereka. Tidak seperti orang reaktif yang penuh karbon, orang proaktif adalah ibarat air. Dikocok seperti apapun, dibuka tutupnya, takkan terjadi apa-apa. Takkan terdengar suara mendesis, takkan ada gelembung, takkan ada tekanan. Tetap tenang, dingin dan terkendali.