kita memiliki dua telinga dan satu mulut agar lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Keterampilan mendengarkan atau “listening” menjadi penting buat semua orang, terutama jika Anda seorang pemimpin. Mendengarkan yang sesungguhnya adalah kita menaruh perhatian atas apa yang disampaikan orang lain, berusaha memahaminya, dan berusaha melihat dari sudut pandangnya. Dengan demikian kita menjadi paham mengapa orang tersebut cenderung melakukan sesuatu dengan cara tertentu, atau mengapa dia lebih memilih melakukan sesuatu dan meninggalkan yang lainnya.
Kebiasaan kelima mengajarkan kepada kita untuk mendiagnosa permasalahan dengan baik sebelum memberi tindakan. Mirip seperti seorang dokter yang memeriksa pasiennya. Dia akan menanyakan keluhan apa saja yang dialami sang pasien, sejak kapan sakit tersebut dirasakan, obat apa yang sudah pernah diminum sebelumnya, dan seterusnya. Setelah sang dokter memahami dengan baik dan mendengarkan sungguh-sungguh seluruh informasi yang diperlukan, barulah dia mengeluarkan resep atau mengambil tindakan sesuai pengetahuan dan pengalaman medis yang dimiliki.
Kita sering berhadapan dengan kejadian dimana kita merasa orang lain tidak bisa dimengerti. Kita heran mengapa mereka melakukan sesuatu seperti itu. Padahal yang sebenarnya terjadi seringkali adalah kita tidak memahami tingkah laku mereka karena kita memang tidak mau mendengarkan dan memahami.
Hal seperti ini tak jarang terjadi dalam hubungan orangtua dengan anak maupun antara suami dengan istri. Orangtua tidak mengerti tingkah laku anaknya dan sebaliknya anak juga tidak mengerti kemauan orangtuanya. Suami tidak memahami keinginan istrinya dan istri juga bingung dengan jalan pikiran suaminya.
Dengan melatih kemampuan mendengar, Anda akan terlatih berempati dengan orang lain dan berusaha melihat persoalan dari sudut pandangnya. Dengan pemahaman tersebut, Anda bisa mengerti alasan di balik perilaku mereka dan pada akhirnya mereka pun bisa memahami Anda. Komunikasi akan jauh lebih mudah, lebih personal, dan saling memahami satu sama lain.
Kita sering mencatat sebelum membuat diagnosis yang tepat ketika berkomunikasi. Pertama-tama membutuhkan waktu untuk mengetahui secara mendalam masalah yang hadir pada kita. Berusaha mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti adalah prinsip yang menjadi kunci untuk komunikasi anatrpribadi yang efektif.
a. Karakter Dan Komunikasi
Komunikasi adalah keterampilan paling penting dalam hidup. Dan Karakter kita akan memancar ketika kita berkomunikasi. Sehingga kita harus mengembangkan keterampilan mendengar secara empatik berdasarkan karakter yang mengilhami keterbukaan dan kepercayaan.
b. Mendengarkan Empatik
“Berusaha mengerti terlebih dahulu”, memerlukan perubahan dari paradigma yang sangat mendalam. Kita biasanya berusaha lebih dahulu untuk dimengerti. Dan “Berusaha mengerti terlebih dahulu” itu merupakan sebagai Mendengarkan Empatik.
Orang cenderung menyaring informasi yang dia terima melalui paradigmanya sendiri, membaca otobiografinya kepada kehidupan orang lain, atau memproyeksikan film pribadinya kepada perilaku orang lain. Ketika orang lain bicara, kita selalu “mendengar” pada satu dari empat level: abaikan, pura-pura, mendengar dengan selektif, mendengar dengan penuh perhatian.
Mendengar dengan empati adalah deposito yang sangat bagus untuk catatan bank emosi. Juga memiliki efek pengobatan dan penyegaran karena memberikan orang “hawa psikologis”. Sebelum menjadi daya tahan fisik, manusia sangat membutuhkan daya
tahan psikologis – untuk dimengerti, diteguhkan, disahkan dan dihargai. Mendengar dengan empati beresiko. Akan mengalihkan perlindungan diri ke pengalaman mendengar secara mendalam karena kamu membuka dirimu sendiri untuk dipengaruhi.
c. Buatlah Diagnosis Sebelum Membuat Resep
Membuat Diagnosis sebelum membuat resep disini adalah Bagaimana kita berusaha mengerti terlebih dahulu dengan prinsip yang benar dan jelas, dalam semua bidang kehidupan yang memiliki kekuatan untuk hubungan antarpribadi.
d. Empat Respons Autobiografis
Empat respons autobiografis ini adalah Kita harus mengevaluasi, menyelidiki, menasihati, menafsirkan tentang orang atau diri pribadi.
e. Pengertian dan Persepsi
Belajar mendengarkan orang lain secara mendalam, kita akan menemukan perbedaan besar antara pengertian dan persepsi. Dengan memahami orang lain, kita belajar paradigmanya melalui bagaimana mereka melihat dunia dan kebutuhannya. Kemudian kita bias mencoba untuk menyelesaikan perbedaan untuk bekerja bersama.
f. Baru Berusaha Untuk Dimengerti
Berusaha lebih dahulu untuk mengerti baru dimengerti. Mengetahui bagaimana untuk dimengerti adalah separuh lagi dari lima kebiasaan yang efektif bagi manusia, dan sama pentingnya dalam mencapai solusi Menang/Menang.
g. Satu dengan Satu
Satu dengan satu disini adalah pendekatan dari dalam keluar. Maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat kita praktekkan sekarang. Dari kita berkomunikasi dengan seseorang, dari kita dapat mengesampingkan autobiografi kitadan dengan sungguh-sungguh berusaha untuk mengerti.
Peluang untuk mempraktekkan kebiasaan ini secara proaktif bisa terjadi setiap hari dengan rekan kerja, pelanggan, teman dan keluarga. Apabila kita benar-benar memahami secara mendalam dengan lainnya, kita membuka pintu solusi kreatif dan alternatif ketiga. Perbedaan kita tidak akan lama menjadi blok penghalang komunikasi dan kemajuan. Malahan mereka akan menjadi batu loncatan untuk bersinergi.
6) Kebiasaan 6 yaitu Wujudkan Sinergi
· Prinsip Kerja Sama Kreatif
Sinergi adalah intisari dari kepemimpinan yang berpusat pada prinsip. Sinergi adalah intisari dari keorangtuaan ynag berpusat pada prinsip. Sinergi berfungsi sebagai katalisator, menyatukan, dan melepaskan kekuatan terbesar dalam diri manusia. Semua kebiasaan yang sudah kita bahas adalah untuk menyiapkan kita untuk menciptakan mujizat sinergi.
Yang harus dilakukan dalam mewujudkan sinergi adalah lakukan berkomunikasi secara sinergistik, sinergi di ruang kelas, sinergi dalam bisnis, sinergi dan komunikasi, memancing untuk mendapatkan alternative, hindari sinergi negatif, menghargai perbedaan, menganalisis bidang kekuatan, dan memahami bahwa alam semesta ini bersifat sinergistik.
Komunikasi sinergis adalah membuka pikiran dan hatimu menuju kemungkinan baru. Sepertinya mirip kamu melepaskan bisikan “memulai awal di pikiran”, tetapi nyatanya dipenuhi oleh sasaran dan penemuan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar